Now Hiring: Are you a driven and motivated 1st Line IT Support Engineer?

Mandalachain.io: Data Protection, Inovasi Blockchain dan Perjalanan dalam Polkadot Network

Mandalachain 2
Artikel

Mandalachain.io: Data Protection, Inovasi Blockchain dan Perjalanan dalam Polkadot Network

Founder: IGP Rahman Desyanta, Michael Bennallack, I Putu “Lengkong” Yuliartha, I Putu Sudiarta
Industri: Blockchain

Dalam era di mana data dianggap sebagai salah satu aset paling berharga, tantangan utama yang dihadapi adalah bagaimana menjaga keamanan dan integritasnya. MandalaChain.io, Blockchain network karya anak bangsa yang dikembangkan oleh Baliola memiliki fokus untuk membantu dalam membangun kepercayaan pada era digital dengan mengimplementasikan desentralisasi system.

Mandala Chain dibangun dengan 3 target pengguna yaitu B2B (Blockchain to Business), B2G (Blockchain to Government) dan B2C (Blockchain to Customer). Ditengah Blockchain selalu diorientasikan adalah Cryptocurrency, Mandala Chain memperkenalkan bahwa Blockchain is beyond Cryptocurency.


“Blockchain memiliki banyak domain dan usecase yang tidak hanya untuk Cryptocurrency, Blockchain adalah mekanisme yang akan membantu kita untuk dapat mempercayai digital ecosystem yang ada, ditengah banyaknya potensi penyimpangan data dan informasi di internet, Blockchain akan membantu kita lebih bebas dalam berekpresi di digital tanpa harus kawatir akan keamanan di digital ecosystem, More Truth than Trust” Ujar dari I Gede Putu Rahman

Desyanta(Gede Anta), salah satu Founder dari Mandala Chain dan CEO dari Baliola. Mandala Chain hadir sebagai infrastruktur teknologi Blockchain yang dapat diimplementasikan lebih mudah dan aman. Konsep dari Mandala Chain bahwa tidak ada satu blockchain untuk semua kasus, mengantarkan Mandala Chain memperkenalkan Mandala Chain Enterprise yang merupakan infrastruktur Blockchain Private untuk dapat diimplementasikan di institusi dengan mekanismenya dan fleksibilitas struktur datanya sendiri.

Setiap Private Blockchain yang menggunakan Mandala Chain Enterprise ini, keamanan dari setiap datanya akan dijamin oleh Mandala Chain Utama Network dan Polkadot Network.

Memulai dengan Polkadot Network

Mandala Chain dibangun dengan mengadaptasi teknologi Polkadot. Polkadot Network adalah Layer 0 Blockchain yang dikembangkan oleh Gavin Wood, salah satu Co-founder dari Etherium.

Polkadot menciptakan mekanisme untuk membantu interopability dari setiap jaringan blockchain yang ada dan dengan tetap menjaga keamanan dari setiap transaksi yang ada. Mandala Chain menggunakan Substrate Framework yang digunakan pada Polkadot untuk membangun core enginenya.

Oktober 2022, Mandala Chain dikembangkan. Pada Desember 2023, Mandala Chain testnet yang disebut Niskala, akhirnya diluncurkan dan kini sedang digunakan untuk beberapa usecase yang bersifat B2B dan B2G.

Pada Februari 2024, Mandala Chain ikut dalam lelang untuk mendapatkan Parachain Slot di Polkadot. Parachain adalah blockchain network yang memiliki tujuan khusus dan merupakan Layer 1 dari Polkadot Network.


Slot dari Parachain ini terbatas, dan saat sebuah Network masuk sebagai Slot di Polkadot, Network tersebut memiliki waktu menjadi Parachain selama 2 tahun. Mekanisme lelang pada parachain memerlukan Dot atau Token native yang dimiliki oleh Polkadot pada artikel ini ditulis, 1 Dot setara dengan Rp. 153.000, – atau USD $10.

Penyediaan Dot ini bisa dilakukan dengan self funded, atau network membeli dot sendiri dan menyetorkan pada lelang, atau bisa dengan mekanisme CROWDLOAN, dimana Dot yang dibutuhkan dibuat kepada semua pemegang Dot untuk digunakan oleh Network yang ikut lelang.

Mandala Chain menggunakan mekanisme Crowdloan, dimana hal ini mengundang komunitas pemegang token Dot untuk ikut berpartisipasi, dalam mekanisme Crowdloan ini, saat data ini ditulis, Mandala Chain telah mencapai pengumpulan dot sejumlah 118.232 Dot atau senilai dengan USD $1.178.768.

“Mandala Chain memilih mekanisme Crowdloan untuk mengukur kepercayaan dari publik kepada Mandala Chain. Hal ini penting guna untuk memastikan bahwa visi dari Mandala Chain didukung oleh Komunitas. Mengingat, pengembangan blockchain sangat erat dengan bagaimana komunitasnya berkembang” imbuh dari Gede Anta.

Bergabung dengan Polkadot Network ecosystem membuka jalan bagi Mandala Chain untuk dapat dikenal di seluruh dunia. Hasil dari Lelang Parachain ini akan diumumkan paling lambat akhir bulan Maret 2024, dan jika Mandala Chain mendapatkan slot dari Parachain ini, maka Mandala Chain akan menjadi Blockchain di Indonesia yang menjadi Parachain di Polkadot.

Selain di ekosistem Polkadot, Mandala Chain juga dengan aktif melakukan research dan berdiskusi dengan beberapa blockchain Layer 1 lain untuk membangun kolaborasi dan membantu membangun fondasi yang kuat untuk Blockchain di Indonesia.

Kini Mandala Chain mengundang banyak developer dan project-project di Indonesia dan SEA untuk berkolaborasi dan membangun ekosistem bersama.

“Asia Tenggara, terutama Indonesia memiliki potensi sebagai pusat dari pengembangan dan implementasi Blockchain di Dunia. Sudah saatnya kita mulai ikut terlibat menuju era Web3 yang sudah didepan mata. Mandala Chain adalah project kolaborasi, dimana dibangun di Indonesia yang diinisiasi di Bali dan terus akan berkembang bersama dengan komunitas. Menuju Indonesia Soverign 2030” ujar Gede Anta.

KEPENG sebagai native Token dari Mandala Chain

Mandala Chain membangun token yang digunakan sebagai Governance dan Utility disebut dengan KEPENG atau KPG. KEPENG diambil dari kata lain Pis Bolong yang merupakan mata uang atau alat tukar yang digunakan di Bali.

KEPENG sendiri akan digunakan untuk membantu Mandala Chain terus berjalan. Kegunaan dari KEPENG ini meliputi mekanisme tatakelola, gas fee dan perlindungan dari setiap transaksi di dalam Mandala Chain.

Kini pada testnet Niskala, digunakan KPGT sebagai testing token didalam Niskala Testnet. KEPENG sendiri akan diterbitkan saat Mandala Chain mainnet akan dilaunching di akhir Q3 tahun ini.

“KEPENG menyimbulkan prosperity, purity dan harmony, digunakan sekarang sebagai token spiritual yang merupakan peninggalan dari kejayaan Nusantara di Indonesia. Bali menilai pentingnya nilai KEPENG ini sendiri dan hingga sekarang masih digunakan di tatanan adat. Dengan semangat yang sama, Mandala Chain menggunakan KEPENG sebagai token governance dan utility, untuk tetap melestarikan budaya dan nilai luhur Nusantara.” Jelas Gede Anta tentang KEPENG.